Jangan harap pengguna mau berpindah ke angkutan umum kalau angkutan umumnya masih sangat memprihatinkan seperti saat itu. KEMACETAN di Jakarta yang makin parah hanya bisa diatasi dengan mengurangi jumlah pengguna mobil. Salah satu caranya ialah mengurangi penggunaan kendaraan, baik mobil ataupun motor.
Agar pengguna kendaraan mau berpindah ke angkutan umum, tentu angkutan umumnya harus bisa memberikan rasa nyaman dan aman bagi penggunanya. Jangan harap pengguna mau berpindah ke angkutan umum kalau angkutan umumnya masih sangat memprihatinkan seperti saat itu.
Contohnya pekan lalu. Karena sesuatu hal, saya harus melakukan perjalanan dengan naik angkutan umum. Saya sebenarnya sudah bisa menduga bakal banyak menemui pengamen. Tepat seperti dugaan saya memang banyak pengamen yang silih berganti naik. Mereka umumnya memasang tampang seram bahkan bertato. Mengingat pengalaman buruk sebelumnya saya sempat merasa khawatir.
Untuk yang memiliki kendaraan tentu harus berpikir dua kali untuk naik kendaraan umum. Bagaimana mereka yang tidak memiliki kendaraan? Mau tidak mau mereka harus pasrah menghadapi hal itu setiap hari.
Dengan berkaca dari hal tersebut, saya berharap Pemda DKI bisa secepatnya merealisasikan pembenahan angkutan umum seperti yang pernah dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Jokowi. Kalau masalah pedagang kaki lima bisa diatasi Joko Widodo semasa menjadi Gubernur DKI, tentu masalah pengamen menyeramkan dan pembenahan angkutan umum bukan hal yang mustahil juga bisa diatasi Ahok sebagai pengganti Jokowi.
Tentu banyak manfaat yang didapat dari pembenahan angkutan umum ini.Dengan angkutan umum yang nyaman dan aman, banyak pengguna kendaraan mau berpindah ke angkutan umum.Tentu itu dapat mengurangi kemacetan yang pada akhirnya mengurangi konsumsi bahan bakar (BBM) yang sangat memberatkan APBN. Selain itu, warga bisa naik kendaraan umum dengan tenang dan tanpa rasa khawatir. Polusi juga berkurang. Tejo Rawa Buaya, Jakarta Barat. Media Indonesia, 29/10/2014, Halaman : 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar