BASUKI Tjahaja Purnama (Ahok), Plt Gubernur DKI Jakarta, ditantang oleh DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) agar jangan hanya bicara soal peremajaan bus sedang dan bus kecil untuk memperbaiki transportasi Jakarta.Organda khawatir Ahok yang juga menggembar-gemborkan rencana penggabungan sejak terpilih menjadi wagub hanya beretorika hingga akhir masa jabatannya pada 2017.
Ketua DPD Organda DKI Sudirman mengatakan realisasi rencana itu tidak mudah. “Tidak semudah mengucapkan untuk merealisasikan sesuatu rencana yang baik. Terutama masalah penanganan transportasi di Jakarta. Jangan sampai ada tudingan dari masyarakat hanya retorika, tapi belum tentu mampu merealisasikan,“ katanya.
Menurut Sudirman, sejak era Fauzi Bowo (Foke) menjabat Gubernur DKI dan Udar Pristono menjadi Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, wacana itu sudah terlalu enak terdengar. Saat itu, muncul wacana untuk mengatasi dan memperbaiki transportasi Jakarta, bus sedang seperti Kopaja, Kopami Jaya, dan Metro Mini akan diremajakan dengan syarat membentuk wadah baru dalam bentuk perseroan terbatas (PT). Begitu juga bus kecil berupa mikrolet dan KWK yang kondisi armadanya relatif buruk. Menurut dia, sah-sah saja Ahok mengeluarkan wacana serupa, tapi dia menanyakan kapan bisa direalisasikan.
Ahok sendiri tidak bisa menjawab dengan lugas dan tegas perihal itu.E-ticket Upaya Pemprov DKI Jakarta mengakuisi angkutan umum ke manajemen PT Trans-Jakarta belum mendapat persetujuan pihak angkutan umum, salah satunya Kopaja. Ketua Kopaja Nanang Basuki mengungkapkan ia belum tahu rencana akuisisi yang akan dilakukan Pemprov DKI Jakarta.
Menurutnya, rencana yang baru didengar sebatas program e-ticket. Sementara itu, Kopaja juga tengah menyiapkan program e-ticket khusus untuk pihaknya sendiri. Sistem e-ticket yang diberlakukan bisa dipastikan akan berbeda dari sisi tarif. “Saya belum tahu soal pengabungan perusahaan itu. Kita masih fokus membuat e-ticket sendiri karena perbedaan tarif dengan bus TransJakarta,“ ujarnya, pekan lalu.
Dia menegaskan pihaknya belum dapat memberikan keputusan apa pun soal akuisi tersebut. Namun, pihaknya memastikan tidak akan bersedia bila di masa depan Kopaja ditutup akibat tidak bersedia masuk ke manajemen PT Trans-Jakarta. Menurutnya, Kopaja sudah berdiri sejak 1971 dan setia melayani penumpang Jakarta. Bahkan, rute yang selama ini dilalui Kopaja mampu menembus jalan terdekat menuju permukiman penduduk. “Oh ya enggak bisa dong kalau ditutup begitu saja, kita sudah berdiri sejak 1971,“ tegasnya.
Kendati demikian, pihaknya masih membuka negosiasi dengan Pemprov DKI Jakarta terkait akuisisi tersebut. Menurutnya, pihaknya akan mengajukan sistem kerja sama operasional (KSO) sebagai penganti program akuisisi. Syaratnya, penggabungan tersebut dilandasi untuk pelayanan kepada penumpang, bukan berada di bawah manajemen PT TransJakarta. (Ssr/Nel/DA/J-4) Media Indonesia, 24/10/2014, Halaman : 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar