Naiknya ongkos ini karena waktu tempuh dari Jakarta ke Purwokerto, yang biasanya hanya butuh sehari, kini menjadi 3 hari. DAMPAK rusaknya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah, membuat ongkos pengangkutan melonjak hingga 300%.Bahkan, sejumlah kebutuhan seperti tepung mengalami kelangkaan akibat pasokannya tidak lancar. Sebab volume kendaraan berat yang melalui jalur tengah masih tinggi sehingga kemacetan terutama dari Brebes hingga Banyumas tidak dapat dihindarkan.
Salah seorang sopir truk di Purwokerto, Tarno, 43, mengungkapkan ongkos angkut dari Jakarta ke Purwokerto biasanya hanya Rp1,5 juta. Akan tetapi, karena sekarang kemacetan di jalur tengah terus terjadi, biayanya melonjak. Sebab waktu tempuh juga bertambah sehingga biaya operasional dan pembelian BBM juga melonjak.
“Saat sekarang, ongkos pengangkutan dari Jakarta ke Purwokerto naik tiga kali lipat. Jika sebelumnya hanya Rp1,5 juta, kini mencapai Rp4,5 juta tergantung negosiasi. Itu untuk truk tronton.Naiknya ongkos ini karena waktu tempuh dari Jakarta ke Purwokerto yang biasanya hanya butuh sehari, kini menjadi 3 hari,“ jelas Tarno, kemarin.
Sementara itu, pedagang di Pasar Ajibarang, Banyumas, Fatmah, 58, mengeluhkan kelangkaan tepung. “Sudah beberapa hari terakhir tepung terigu dan tepung beras langka di pasaran. Setelah saya tanyakan ke distributor dan penjual besar, ternyata masalahnya ialah angkutan.Truk pengangkut mengalami keterlambatan pasokan, akibat kemacetan,“ ujarnya.
Padahal, bagi para pedagang makanan kecil dan gorengan, tepung terigu dan tepung beras sangat vital. “Gara-gara tidak ada tepung, banyak di antara mereka tak berjualan sambil menunggu tepung ada di pasaran,“ tambahnya.
Saat dihubungi terpisah, Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Banyumas Agus Sriyono mengatakan bahwa pihaknya terus menyosialisasikan SK Dirjen Perhubungan Darat yang melarang kendaraan berat dengan sumbu lebih dari dua melintas rute Tegal-Bumiayu (Brebes)-Ajibarang (Banyumas) pada pukul 05.00-21.00 WIB. “Kami terus memberikan sosialisasi kepada para pengusaha angkutan maupun para sopir. Namun sampai sekarang, larangan itu masih belum berlaku,“ katanya.
Namun, kata Agus, dari hasil sosialisasi yang telah dilaksanakan, ternyata banyak yang keberatan. “Kalau kendaraan berat dialihkan melalui jalur selatan atau via Bandung dari Jakarta, sepertinya tidak memungkinkan.Inilah yang menjadi persoalan sehingga tak sedikit dari pengusaha dan sopir mempertanyakan. Bahkan, mereka cenderung menolaknya,“ kata Agus.
Meski demikian, lanjutnya, karena SK Dirjen Perhubungan Darat sudah diteken, pihaknya tetap melalukan sosialisasi. Persoalan praktik di lapangan akan dilihat sejauh mana efektivitasnya.Perbaikan Comal Di sisi lain, perbaikan jembatan Comal di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, berupa pemasangan tiang pancang dan shoring (penopang) mendekati penyelesaian. “Jika tidak ada halangan, pekan depan jembatan ini sudah selesai dan dapat dilintasi kendaraan besar di atas 10 ton,“ kata petugas pelaksana perbaikan Jembatan Comal Sujino, kemarin.
Setelah jembatan sebelah utara itu selesai, kata Sujino, konsentrasi pekerjaan akan dialihkan ke jembatan di sisi selatan yang hingga kini juga masih tahap pemasangan tiang pancang. Akibat proses perbaikan Jembatan Comal dan pengaturan arus lalu lintas, terjadi kemacetan panjang hingga mencapai 20 kilometer, terutama di jalur Tonjong-Paguyangan, Kabupaten Brebes. Kendaraan bersumbu lebar seperti truk gandeng, tronton, dan trailer hanya dapat berjalan merayap dan tersendat karena volume kendaraan yang meningkat tajam. (AS/JI/N-1) Media Indonesia, 25/08/2014, halaman 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar