HAMPIR setiap hari saya melewati Jalan Raya Ciledug Tangerang dari Graha Raya Tangerang menuju Blok M untuk bekerja, dan hampir setiap hari pula kondisi jalan tersebut sangat semrawut. Hal itu terjadi akibat pedagang kaki lima yang mengambil badan jalan hingga sekitar 3 meter.
Jalan menjadi sempit. Kemacetan tidak karuan di tempat tersebut terjadi. Belum lagi, angkot yang tidak bisa diatur, mereka seenaknya melakukan putar balik kendaraan di depan karena tidak ada petugas yang mengatur. Bukan hanya angkot, hampir semua kendaraan seenaknya nyelonong dan putar balik di depan Mal Borobudur Ciledug itu.
Tukang ojek, pedagang kaki lima, angkutan umum, dan angkutan pribadi, semuanya menjadi sumber kemacetan luar biasa di jalan tersebut. Saya sebagai pengguna jalan, baik saat menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum, merasa sangat kesal luar biasa karena saat lewat di tempat tersebut sangat menyiksa, memakan waktu berjam-jam untuk bisa sampai ke kantor. Angkutan umum yang mengetem tidak peduli kondisi penumpang yang menunggu berjam-jam.
Kemacetan terjadi bukan hanya akibat angkutan yang mengetem tanpa petugas yang mengatur. Sering pula terjadi senggolan antarkendaraan akibat padatnya kendaraan di tempat tersebut.
Akhirnya, keributan terjadi karena senggolan antarkendaraan di tempat itu. Benarbenar semrawut. Di perempatan Ciledug memang dibuat underway untuk arah Ciledug ke Cipondoh.
Namun, itu tetap saja tidak mampu mengurangi kemacetan sedikit pun karena tidak ada disiplin dari pengguna jalan, pedagang, tukang ojek, dan angkutan umum. Kemacetan tetap saja terjadi setiap hari. Saya berharap petugas segera menertibkannya. Kondisi di Jalan Raya Ciledug itu sudah benar-benar semrawut dan membuat frustrasi setiap kali lewat jalan itu. Media Indonesia, 3/6/2014, halaman 8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar